Penyakit Mata yang Berkaitan dengan Usia: Degenerasi Makula

Penyakit Mata yang Berkaitan dengan Usia: Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah salah satu penyakit mata yang paling umum terjadi pada orang lanjut usia. Penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Degenerasi makula berhubungan langsung dengan penuaan, dan sering disebut sebagai Age-related Macular Degeneration (AMD).

Penyakit ini menyerang makula, yaitu bagian kecil dari retina yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral yang tajam dan jelas.

Akibatnya, orang yang menderita AMD kehilangan kemampuan untuk melihat detail, terutama pada area pandangan tengah.

Artikel ini akan membahas secara lengkap dan mendetail mengenai degenerasi makula, termasuk pengertian, jenis-jenis AMD, penyebab, gejala, faktor risiko, diagnosis, dan langkah-langkah pengobatan dan pencegahan.

1. Apa Itu Degenerasi Makula?

Makula adalah area kecil di tengah retina yang mengontrol penglihatan sentral, memungkinkan kita untuk melihat hal-hal dengan jelas dan detail, seperti membaca, mengemudi, atau mengenali wajah orang. Ketika makula rusak atau mulai memburuk, penglihatan sentral menjadi kabur atau gelap.

Meskipun AMD jarang menyebabkan kebutaan total, penyakit ini dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hidup seseorang karena membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit.

Degenerasi makula terkait usia (AMD) terjadi ketika jaringan makula mengalami kerusakan atau penurunan fungsi akibat proses penuaan.

Kondisi ini sering dimulai dengan gangguan kecil pada penglihatan sentral, tetapi seiring waktu, bisa berkembang dan menyebabkan kebutaan sentral, meninggalkan hanya penglihatan periferal yang masih berfungsi.

2. Jenis-Jenis Degenerasi Makula

Ada dua jenis utama degenerasi makula, yaitu:

a. Degenerasi Makula Kering (Dry AMD)

Degenerasi makula kering adalah bentuk AMD yang lebih umum, mencakup sekitar 85-90% dari semua kasus AMD. Kondisi ini terjadi karena penipisan makula yang lambat dan bertahap seiring waktu.

Pada degenerasi makula kering, drusen, yaitu deposit kuning kecil yang terbuat dari protein dan lemak, terbentuk di bawah retina. Ketika jumlah dan ukuran drusen meningkat, mereka mulai merusak sel-sel fotoreseptor di makula, yang akhirnya menyebabkan penurunan penglihatan sentral.

Dry AMD memiliki tiga tahap:

  • Stadium awal: Pada tahap ini, tidak ada gejala yang jelas, dan drusen kecil mungkin mulai terbentuk di bawah retina.
  • Stadium menengah: Penglihatan mulai kabur, terutama ketika membaca, dan drusen yang lebih besar muncul.
  • Stadium lanjut: Penglihatan sentral semakin terganggu, sehingga sulit untuk melihat detail halus.

b. Degenerasi Makula Basah (Wet AMD)

Degenerasi makula basah, meskipun lebih jarang, lebih serius dan progresif dibandingkan dengan jenis kering. Degenerasi makula basah terjadi ketika pembuluh darah abnormal mulai tumbuh di bawah retina dan makula.

Pembuluh darah ini sering bocor dan menyebabkan penumpukan cairan atau darah, yang menyebabkan jaringan retina rusak. Hasilnya adalah hilangnya penglihatan sentral secara cepat.

Jika tidak segera ditangani, wet AMD dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan sentral dalam waktu yang relatif singkat, sering kali hanya dalam hitungan minggu atau bulan. Oleh karena itu, diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

3. Penyebab Degenerasi Makula

Penyebab pasti dari degenerasi makula masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli percaya bahwa AMD terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Proses penuaan berperan besar dalam memicu kerusakan makula, tetapi beberapa faktor lain juga dapat mempercepat atau memperburuk kondisi ini.

Berikut beberapa penyebab yang diidentifikasi dalam perkembangan degenerasi makula:

a. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Genetika memainkan peran signifikan dalam risiko seseorang mengembangkan AMD. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki AMD, ada kemungkinan besar bahwa anak-anak mereka juga dapat mewarisi kecenderungan genetik untuk mengembangkan kondisi ini.

Mutasi pada beberapa gen, seperti gen CFH dan gen ARMS2, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko genetik untuk degenerasi makula.

b. Penuaan

Penuaan adalah penyebab utama degenerasi makula. AMD lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun, dan risikonya meningkat secara signifikan pada usia 60 tahun ke atas. Seiring bertambahnya usia, jaringan retina, terutama makula, mulai mengalami kerusakan akibat penumpukan sel-sel mati dan racun.

c. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Paparan yang berlebihan terhadap sinar ultraviolet dari matahari juga bisa memperburuk kerusakan makula. Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan mata yang sensitif, termasuk retina, jika tidak dilindungi dengan baik oleh kacamata atau pelindung mata lainnya.

d. Kebiasaan Merokok

Merokok telah lama diakui sebagai salah satu faktor risiko terbesar dalam perkembangan degenerasi makula. Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena AMD dibandingkan dengan bukan perokok. Nikotin dan bahan kimia lain dalam rokok dapat merusak pembuluh darah kecil di retina, mengurangi aliran darah ke makula, dan mempercepat kerusakan sel-sel retina.

e. Pola Makan yang Buruk

Diet yang buruk, terutama yang rendah antioksidan, omega-3, dan vitamin penting lainnya, juga dapat mempengaruhi kesehatan retina dan makula. Makanan yang tinggi lemak jenuh, makanan olahan, dan gula diketahui dapat meningkatkan risiko degenerasi makula.

f. Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di mata. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah retina, mempercepat perkembangan degenerasi makula.

4. Gejala Degenerasi Makula

Degenerasi makula, terutama pada tahap awal, sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Gejala biasanya berkembang secara bertahap seiring waktu dan bervariasi tergantung pada apakah seseorang mengalami AMD kering atau basah.

Berikut adalah gejala umum yang biasanya dialami oleh penderita AMD:

a. Penglihatan Sentral Kabur

Gejala paling umum dari AMD adalah penglihatan sentral yang kabur. Pada awalnya, penderita mungkin mengalami kesulitan membaca tulisan kecil atau melihat detail pada wajah orang. Pada kasus yang lebih lanjut, pusat penglihatan bisa terlihat seperti bintik gelap atau hitam.

b. Distorsi Penglihatan

Pada wet AMD, penderita sering kali mengalami distorsi penglihatan, di mana garis lurus tampak bergelombang atau melengkung. Ini terjadi karena pembentukan cairan atau darah di bawah retina yang mengganggu struktur jaringan makula.

c. Kesulitan dalam Penglihatan Warna

Penderita degenerasi makula juga mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk membedakan warna, terutama pada warna-warna terang atau kontras rendah.

d. Kehilangan Penglihatan Sentral

Seiring perkembangan penyakit, AMD dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sentral yang lebih serius. Ini berarti pasien akan kehilangan kemampuan untuk melihat objek langsung di depan mereka, tetapi penglihatan perifer (samping) mereka biasanya tetap utuh. Hal ini bisa membuat aktivitas sehari-hari seperti membaca, menulis, atau mengemudi menjadi sangat sulit.

5. Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena degenerasi makula antara lain:

  • Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.
  • Riwayat keluarga: Memiliki keluarga dekat dengan AMD meningkatkan risiko.
  • Merokok: Faktor risiko utama yang meningkatkan kemungkinan terkena AMD.
  • Etnisitas: Orang berkulit putih memiliki risiko lebih tinggi terkena AMD dibandingkan dengan orang berkulit hitam atau Asia.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko perkembangan AMD.
  • Pola makan: Diet yang tidak seimbang dan kurang nutrisi esensial seperti lutein, zeaxanthin, dan asam lemak omega-3 dapat memperburuk kondisi.

6. Diagnosa Degenerasi Makula

Degenerasi makula biasanya didiagnosis oleh dokter mata melalui serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan awal dapat mencakup:

a. Pemeriksaan Fundus Retina

Pemeriksaan retina dengan oftalmoskop memungkinkan dokter untuk melihat langsung ke dalam mata dan memeriksa makula serta mendeteksi keberadaan drusen atau tanda-tanda lainnya dari degenerasi makula.

b. Tes Amsler Grid

Tes sederhana ini digunakan untuk mendeteksi distorsi penglihatan. Pasien diminta untuk melihat kisi-kisi dengan garis lurus. Jika garis tampak bergelombang atau bagian dari kisi tampak hilang, ini bisa menjadi tanda degenerasi makula.

c. Optical Coherence Tomography (OCT)

Pemeriksaan OCT adalah metode pencitraan yang sangat canggih yang menghasilkan gambar detail dari retina. Tes ini memungkinkan dokter mata untuk melihat ketebalan retina dan memeriksa adanya cairan atau pembengkakan di bawah makula, yang sering terkait dengan wet AMD.

7. Pengobatan Degenerasi Makula

Saat ini, belum ada obat untuk degenerasi makula, tetapi ada beberapa metode perawatan yang bisa membantu memperlambat perkembangan penyakit, terutama pada wet AMD.

a. Terapi Anti-VEGF

Untuk wet AMD, injeksi anti-VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) ke dalam mata adalah pengobatan yang paling umum. Terapi ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan pembuluh darah abnormal di bawah retina, sehingga mencegah kebocoran cairan dan memperlambat kerusakan makula.

b. Terapi Laser

Pada beberapa kasus, terutama wet AMD, terapi laser digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah abnormal dan menghentikan kebocoran yang menyebabkan kerusakan pada makula.

c. Suplemen Vitamin

Berdasarkan studi AREDS (Age-Related Eye Disease Study), penggunaan suplemen vitamin dan mineral tertentu, seperti vitamin C, vitamin E, zinc, lutein, dan zeaxanthin, dapat membantu memperlambat perkembangan AMD pada tahap menengah hingga lanjut.

d. Terapi Penglihatan

Meskipun tidak bisa mengembalikan penglihatan yang hilang, terapi penglihatan dapat membantu penderita AMD beradaptasi dengan perubahan dalam penglihatan mereka. Ini mencakup penggunaan alat bantu visual khusus dan teknik untuk memaksimalkan penglihatan yang tersisa.

8. Pencegahan Degenerasi Makula

Meskipun faktor genetik tidak bisa diubah, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko terkena degenerasi makula:

  • Berhenti merokok: Menghentikan kebiasaan merokok dapat secara signifikan menurunkan risiko AMD.
  • Lindungi mata dari sinar UV: Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV ketika berada di luar ruangan.
  • Konsumsi makanan sehat: Makan makanan yang kaya akan lutein, zeaxanthin, vitamin C, vitamin E, dan omega-3 seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan ikan berlemak.
  • Rutin memeriksa mata: Pemeriksaan mata secara teratur sangat penting untuk mendeteksi AMD sejak dini.

Kesimpulan

Degenerasi makula terkait usia adalah salah satu penyebab utama kebutaan pada orang lanjut usia. Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan AMD sepenuhnya, diagnosis dini dan perawatan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit ini.

Dengan pola hidup sehat, tidak merokok, melindungi mata dari sinar UV, dan menjalani pemeriksaan mata rutin, risiko degenerasi makula dapat diminimalkan, sehingga menjaga kualitas hidup tetap baik hingga usia lanjut.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *